JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) terus memperkuat upaya pencapaian swasembada pangan nasional dengan meluncurkan program strategis Brigade Pangan (BP). Program ini menargetkan peningkatan produksi pangan nasional, khususnya beras, melalui pengelolaan lahan secara modern dan terstruktur.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, dalam sambutannya saat pembukaan pelatihan Brigade Pangan, Kamis (17/4/2025), menjelaskan bahwa Brigade Pangan akan menjadi garda terdepan modernisasi pertanian Indonesia, dengan sistem manajemen berbasis bisnis, teknologi, dan pemberdayaan generasi muda.
“Brigade Pangan mengelola lahan hingga 200 hektar per brigade, termasuk optimalisasi lahan rawa dan pencetakan sawah rakyat. Semua dilakukan dengan teknologi dan keterlibatan anak muda yang terlatih,” kata Amran.
Setiap Brigade Pangan mendapatkan dukungan alat dan mesin pertanian (alsintan), pelatihan teknis, serta akses benih unggul, pupuk, dan pestisida. Hingga 2025, sudah terbentuk 1.900 Brigade Pangan, dengan cakupan lahan seluas 230.800 hektar di 12 provinsi. Target akhir program adalah 4.224 Brigade Pangan aktif.
Alsintan menjadi simbol modernisasi pertanian, kata Mentan, karena mampu mempercepat proses pengolahan tanah, penanaman, dan panen—di tengah krisis tenaga kerja sektor pertanian.
Kepala BPPSDMP Kementan, Idha Widi Arsanti, menjelaskan bahwa saat ini telah dibagikan 2.347 unit alsintan, terdiri dari 647 Traktor Roda 4, 1.391 TR2, dan 309 Crawler ke Brigade Pangan yang tersebar di berbagai wilayah.
Santi menambahkan bahwa pelatihan SDM terus dilakukan agar Brigade Pangan mampu menjalankan alat dengan maksimal, menyusun laporan usaha tani yang profesional, dan menghitung biaya penyusutan alsintan secara akuntabel.
Dengan konsep pertanian modern dan kolaboratif, program Brigade Pangan Kementan menjadi pilar penting dalam memperkuat ketahanan pangan nasional dan membuka lapangan kerja baru bagi generasi muda Indonesia.
Komentar