DHEAN.NEWS JAKARTA - Menteri Perencanaan Pembangunana Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa bertolak ke Papua Barat untuk melakukan sejumlah agenda kerja, salah satunya menghadiri Kick off Program Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang (COREMAP-CTI) yang diadakan di Kota Sorong, Papua Barat, pada Hari Jumat, 13 November 2020.
Agenda ini merupakan agenda lanjutan dalam aksi pelaksanaan rehabilitasi dan pengelolaan terumbu karang yang berkelanjutan, sebagai salah satu amanat dari Presiden Joko Widodo yang ingin membangun Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia.
Dalam pidato pembukaan, Menteri Suharso menyampaikan bahwa acara ini masuk ke dalam tiga kerangka besar dalam desain pembangunan nasional. Kerangka yang pertama yakni kerangka komitmen global.
“Perhatian terhadap terumbu karang diletakkan sebagai bagian dari komitmen Indonesia dengan Visi Poros Maritim Dunia. Hal ini merupakan strategi besar Indonesia dalam menjalankan kepemimpinan diplomasi di sektor kemaritiman dan peran serta dalam menjaga perubahan iklim dan kelestarian keanekaragaman hayati (bio-diversity),” ujar Menteri.
Terobosan awal adalah Indonesia menjadi salah satu negara, bersama Malaysia, Filipina, PNG, Timor Leste dan Kepulauan Solomon, dalam memprakarsai Coral Triangle Initiative on Coral Reefs, Fisheries, and Food Security (CTI-CFF). Langkah Indonesia untuk perlindungan ekosistem ini, sejalan dengan komitmen global yang dituangkan dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals – SDGs) butir 14 tentang kehidupan bawah laut.
“Dalam SDGs 14, pelestarian wilayah pesisir, pengelolaan dan perlindungan ekosistem pesisir dan laut serta peningkatan manfaat ekonomi menjadi kelompok target yang harus dapat dicapai untuk menunjang pembangunan,” ungkap Menteri.
Poin kedua adalah desain kebijakan kelautan Indonesia telah ditekankan dalam RPJMN 2020-2024. Saat ini, trend global perihal Blue Economy, tidak hanya Green Economy. Model pembangunan ekonomi ini mengintegrasikan pembangunan laut dan darat dengan memperhitungkan daya dukung sumber daya dan lingkungan. Melalui COREMAP-CTI, menjadi salah satu terobosan dalam pengembangan ekowisata berkelanjutan.
“Harapan kami agar kegiatan pelestarian terumbu karang ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil yang ada di wilayah bagian timur Indonesia. Kegiatan COREMAP-CTI ini diharapkan menjadi pemantik (trigger) dan stimulus untuk menggerakan kegiatan lain di bidang ekonomi di lokasi kegiatan,” kata Menteri.
Poin terakhir atau yang ketiga ialah dengan meletakkan kegiatan Kick Off Rehabilitasi dan Manajemen Terumbu Karang sebagai bagian dari percepatan pembangunan wilayah di Timur Indonesia, khususnya di Papua Barat dan Papua Barat.
“Secara khusus, Pemerintah baru saja menerbitkan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2020 tentang Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Papua dan Papua Barat. Kebijakan baru untuk Papua dan Papua Barat menekankan pentingnya pembangunan yang berkelanjutan, keseimbangan antara ekonomi, sosial, dan ekologi,” imbuh Menteri.
Bappenas juga mendorong pilot project melalui kerangka COREMAP-CTI. Dalam hal ini, wilayah Kabupaten Raja Ampat menjadi salah satu lokasi pilot project. Diharapkan dari pilot project ini akan dihasilkan rekomendasi kebijakan yang akan dapat diadopsi oleh berbagai pihak terkait mulai dari pusat sampai di daerah.
Dalam kesempatan ini, Menteri mengajak seluruh komunitas global, pemangku kepentingan di tingkat nasional dan daerah serta masyarakat adat untuk berkolaborasi dalam mewujudkan aksi nyata dari COREMAP-CTI.
“Marilah kita semua, meneguhkan langkah pengelolaan sumber daya pesisir yang berkelanjutan, terutama aksi nyata COREMAP-CTI yang dilakukan oleh Indonesia Climate Change Trust Fund atau kita kenal dengan ICCTF dan para mitra pelaksana. Sumber daya alam kelautan hari ini, merupakan milik anak cucu kita di masa depan. Kita tekankan kembali, Our Ocean, Our Legacy (Laut Kita, Warisan Kita),” tutup Menteri
Komentar