DHEAN.NEWS BONE – Saat ini pemerintah fokus dalam program pendidikan vokasi dengan mempertajam jurusan kompetensi yang ada. Bila dilihat dalam kebijakan pengembangan vokasi di Indonesia tahun 2017 – 2025, sasaran Indonesia fokus mengembangkan lima area besar, termasuk di antaranya adalah agribisnis bidang perikanan dan kelautan. Demikian disampaikan Kepala Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan, Bambang Suprakto dalam acara Pelantikan Lulusan Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Bone Angkatan ke-33 Tahun Pelajaran 2018/2019, Kamis (13/6).
Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Kepala Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan Nomor: 215/BRSDM.4/V/2018 tanggal 13 Mei 2019 tentang Penetapan Kelulusan Siswa SUPM Lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Tahun Ajaran 2018/2019 disebutkan bahwa 153 orang siswa/i SUPM Bone Angkatan ke 33 lulus 100 persen dalam Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Mereka berasal dari program Keahlian Teknologi Budidaya Perikanan, Program Keahlian Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan, Program Keahlian Nautika Perikanan Laut, dan Program Keahlian Teknologi Mesin Perikanan.
“Kalian akan menghadapi tantangan dalam upaya menciptakan ataupun mencari lapangan pekerjaan. Tantangan-tantangan itu belum tentu dapat dihadapi dengan sekadar pengetahuan dan kompetensi keras atau hard competence atau hard skills yang diperoleh langsung melalui pendidikan akademik, namun juga diperlukan kompetensi dan keterampilan lain yang biasa disebut sebagai soft competence atau soft skill, seperti ketrampilan berkomunikasi, berorganisasi, dan kepemimpinan, serta berbagai keterampilan lain. Semua proses kreatif, inovatif, dan proaktif adalah modal besar yang mutlak dimiliki para lulusan untuk berhasil di dunia nyata,” jelas Bambang.
Lebih lanjut disampaikan, penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan lingkup KKP bersendikan 4 pilar utama, yakni learning to know, to do, to live together dan to be. Keempat pilar tersebut ditujukan untuk membangun karakter unggul dan cerdas dengan pengembangan pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan karakter (character building).
Sistem Boarding School, kurikulum berbasis kompetensi, dan pendekatan pembelajaran Teaching Factory, dimaksudkan agar satuan pendidikan dapat menghasilkan lulusan yang memiliki karakter unggul dan memiliki kompetensi sehingga menjadi tenaga kerja profesional, memiliki jiwa kewirausahaan yang kuat, serta berkarakter baik, sehingga dapat menjadi kekuatan bagi pengembangan dunia usaha dan dunia industri kelautan dan perikanan. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan kerja sama antara dunia usaha dan/atau dunia industri dibidang kelautan dan perikanan.
Sebagaimana disampaikan oleh Kepala SUPM Bone, Nurdin Kasim dalam laporannya, total siswa/i yang terserap di dunia usaha dan dunia industri (DU/DI) dalam dan luar negeri sebanyak 108 atau 70,59 persen dari lulusan yang ada di tahun 2019 ini. Adapun rinciannya 7 orang di PT SEII, 1 orang di PT Samudera Mandiri Sentosa, 60 orang di PT Keluarga Samudera Indonesia, 5 orang di CV Lintas Samudera Mandiri, 1 orang dio PT Dunia Marine, 3 orang di PT UCS Makassar, 4 orang di PT Samason Maros, 2 orang di PT Awanindo Persada, dan 7 orang di PT Makmur Persada, serta 8 orang di Industri Kapal Penangkapan Ikan Kendari.
“Dalam menyongsong masyarakat Ekonomi Asean (MEA), setiap lulusan juga dibekali sertifikat keahlian yang diselenggarakan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) serta pelatihan bersertifikat di bidang kelautan dan perikanan, di antaranya yakni sertifikat Manager Pengendali Mutu untuk lulusan program keahlian TBP2, Sertifikat BST dan ANKAPIN/ATKAPIN untuk program keahlian NPL dan TPL, serta Sertifikat HACCP bagi lulusan TPH,” ucap Nurdin.
Wakil Bupati Bone, Ambo Dalle, yang turut hadir, bangga atas penyerapan lulusan SUPM Bone. “SUPM Bone melepas kembali tenaga profesional menengah bidang perikanan sejumlah 153 lulusan yang siap mengabdi di dunia kelautan dan perikanan dan akan tersebar di seluruh wilayah perikanan baik di dalam negeri dan di luar negeri. Saya berharap para wisudawan dapat berperan banyak di bidang perikanan dan kelautan serta mampu mengembangkan keilmuan yang sudah didapatkan di SUPM Bone,” ujarnya.
BRSDM terus memegang komitmen dan kebijakan untuk meningkatkan akses pendidikan bagi putra putri nelayan, pembudidaya ikan, pengolah ikan dan petani garam. Kebijakan tersebut antara lain meliputi:
Penerimaan siswa baru di SUPM, dan taruna baru di Akademi Kelautan dan Perikanan, Politeknik Kelautan dan Perikanan, dan Sekolah Tinggi Perikanan di lingkungan KKP di tahun 2018, minimal sebanyak 48 persen dari jumlah siswa/taruna baru yang diterima, berasal dari anak yang orang tuanya bekerja sebagai Nelayan, Pembudi-daya Ikan, Pengolah Ikan dan Petani Garam;
Lulusan SUPM peringkat pertama dapat diterima menjadi taruna di Sekolah Tinggi Perikanan (STP) tanpa test masuk;
Lulusan SUPM peringkat kedua dan ketiga dapat diterima menjadi taruna Politeknik Kelautan dan Perikanan (Politeknik KP Bitung, Sidoarjo, Sorong, Kupang, Bone, Karawang, Jembrana, Pangandaran dan Dumai). (Humas BRSDM)
Komentar