DHEAN.NEWS BONN JERMAN - Pemerintah Indonesia akan usulkan peran blue carbon untuk kurangi emisi karbon dalam Konferensi PBB untuk Perubahan Iklim (United Nations Framework Convention on Climate Change) yang mulai berlangsung pada Senin (17-6-2019) di Bonn, Jerman.
Alternate Ketua Delri (Delegasi Republik Indonesia) Duta Besar Nurmala Kartini Pandjaitan Sjahrir menegaskan bahwa Pemerintah RI ingin berkontribusi aktif untuk mengurangi emisi karbon sesuai kesepakatan dalam Pertemuan Paris tahun 2015 silam. “Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia kita ingin menyatakan keberpihakan dan perhatian besar pemerintah RI untuk mengurangi emisi karbon antara 29-41 persen pada tahun 2030,” ujarnya usai pembukaan UNFCCC di Bonn, Jerman, Senin (17-6-2019).
Menurut Kartini, pada tahun 2020 Indonesia akan memasukkan blue carbon dalam pengurangan emisi sesuai dengan persetujuan Paris tahun 2015, dimana peran blue carbon masih belum diakomodir.
Blue carbon atau karbon biru merupakan karbon yang diserap dan disimpan pada ekosistem pesisir dan laut, seperti ekosistem bakau, padang lamun, rawa payau maupun phytopalnkton.
“Sebagai negara kepulauan terbesar, kita kurang memahami peran mangrove, seagrass meadow (padang lamun) dimana setidaknya 25 persen pasokan mangrove dan seagrass meadow dunia ada di Indonesia,” tambah Kartini. Dengan prosentase tersebut, lanjutnya, karbon biru Indonesia punya arti besar dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim global. “Kita berharap dengan kontribusi blue carbon, kenaikan suhu bumi hingga 1.5 derajat celcius pada 2050 dapat ditekan sedemikian rupa,” tegas Kartini.
Secara detil, menurut Kartini, pemerintah Indonesia membawa tim lengkap lintas Kementerian/Lembaga yang akan menjadi negosiator dalam isu mitigasi dan adaptasi dampak perubahan iklim, serta isu peningkatan kapasitas dan trust fund (dana perwalian) untuk perubahan iklim. Delri yang terdiri atas pejabat Kemenko Bidang Kemaritiman, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Keuangan, Kementerian PPA dan Badan Meteorologi dan Geofisika akan mengikuti forum UNFCCC dari tanggal 17-27 Juni 2019.
” Tapi tidak hanya blue carbon, Indonesia juga mengusulkan Green Carbon untuk mengurangi efek perubahan iklim, dan ini unik karena biasanya negara lain hanya punya salah satu saja,” jelas Kartini. Selain akan diusulkan dalam forum iklim PBB di Jerman, pemerintah RI akan terus berbicara mengenai komitmen dan kontribusinya dalam pengurangan emisi karbon di berbagai forum dunia. “Kita ingin didengar dalam forum dunia dan puncaknya di COP (Conference of Parties) Santiago de Chile pada awal Desember tahun ini,” bebernya. Dan dia menegaskan pemerintah RI tidak ingin hadir hanya sebagai pengamat saja, akan tetapi sebagai pemain dalam Blue COP 25 yang akan datang. (**).
Komentar