DHEAN.NEWS MANADO - Sejalan dengan perkembangan global dan nasional, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara juga meningkat. Tahun 2017, ekonomi Sulawesi Utara tumbuh 6,32% dan merupakan tertinggi dalam empat tahun terakhir. Di tahun 2018 ekonomi Sulawesi Utara meningkat, dimana triwulan I 6,68% dan sedikit menurun di triwulan II 5,83% dengan perkiraan untuk 2018 akan tumbuh 6,2-6,6%, meningkat dibandingkan tahun 2017 6,32%, dan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,27%, meskipun masih terdapat sejumlah risiko.
1. Bagaimana Perkembangan Makro Ekonomi Sulawesi Utara?
Perkembangan Indikator Makro Ekonomi Sulawesi Utara Sampai Dengan Triwulan III 2018
- Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara tahun 2018 triwulan III menguat dibanding triwulan II sebesar 6,01%. Pertumbuhan tersebut terutama didorong oleh sektor Konstruksi, Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, Transportasi dan Pergudangan serta Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan. Sementara itu dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi didorong oleh Konsumsi Rumah Tangga, Investasi, Konsumsi Pemerintah dan Ekspor.
- Inflasi Daerah
Inflasi Sulawesi Utara pada triwulan II tahun 2018 sebesar 3,46% (yoy), lebih tinggi dari triwulan I sebesar 1,12% (yoy) artinya relatif terkendali dan di bawah rentang sasaran inflasi nasional tahun 2018 yakni 3,5%±1% (yoy). Penyumbang inflasi triwulan II 2018 adalah kelompok bahan makanan, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar, kelompok sandang, kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga serta kesehatan.
- Pendapatan Perkapita dan PDRB
PDRB (Pendapatan Domestik Regional Bruto) Sulawesi Utara di triwulan I tahun 2018 sebesar 27,13Triliun dan di triwulan II meningkat menjadi 28,90 Triliun, sedangkan pada triwulan III sebesar 30,53 Triliun.
- Kemiskinan
Kemajuan Pembangunan Sulawesi Utara dari tahun ke tahun semakin meningkat, hal ini ditandai juga dengan semakin menurunnya angka kemiskinan, dimana tahun 2015 angka kemiskinan sebesar 8,65%, di tahun 2016 angka kemiskinan menurun pada 8,34%, tahun 2017 angka kemiskinan di 7,9% dan pada bulan Maret 2018 angka kemiskinan turun menjadi 7,8%.
- Pengangguran
Tingkat Pengangguran Terbuka (TBT) Sulawesi Utara menurun pada tahun 2017 sebesar 7,18% dibandingkan tahun 2015 sebesar 9,03% dan posisi bulan Agustus 2018 sebesar 6,86%. Gini Ratio tahun 2017 sebesar 0,39%, sama dengan posisi pada tahun 2016. IPM (Indeks Pembangunan Manusia) tahun 2017 berada pada skala 71,66 lebih baik dibanding tahun 2016 pada skala 71,05.
- Ekspor/Impor
Nilai ekspor nonmigas Sulawesi Utara pada Juli 2018 tercatat sebesar US$ 71,33 juta sementara impornya senilai US$ 13,94 juta. Komoditas ekspor nonmigas terbesar pada Juli 2018 tetap diduduki oleh lemak dan minyak hewan/nabati, yakni senilai US$ 31,84 juta (44,64% dari total ekspor), sedangkan untuk komoditas impor terbesar adalah bahan bakar mineral (mineral fuels), mineral oil products (27), senilai US$ 7,18 juta (51,48 % dari total impor). Negara tujuan ekspor nonmigas terbesar Sulawesi Utara pada Juli 2018 adalah Tiongkok (US$ 14,43 juta), sedangkan negara pemasok terbesar adalah Malaysia (US$ 7,49 juta) (angka sementara).
2. Apa Yang Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Utara ?
- Sektor Pertanian
Sektor pertanian merupakan sektor terbesar di Sulawesi Utara dengan pangsa tahunan sekitar 20% dari total perekonomian. Selain itu, sebagian besar tenaga kerja atau sekitar 3% tenaga kerja di Sulawesi Utara menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Perlambatan kinerja sektor pertanian pada triwulan II 2018 terutama disebabkan oleh terganggunya produksi di sub sektor tanaman pangan akibat gagal panen di beberapa daerah dan rendahnya percetakan sawah baru serta perlambatan pertumbuhan nilai tukar petani (NTP). Pada triwulan III, sektor pertanian diperkirakan akan menguat disebabkan musim panen komoditas unggulan perkebunan seperti kelapa, cengkeh, pala, dan vanili.
- Sektor Pariwisata
Pertumbuhan sektor Pariwisata di Sulawesi Utara dalam 2 (dua) tahun terakhir semakin meningkat, hal ini terlihat dari kunjungan wisman pada tahun 2017 berjumlah 86.976 orang atau meningkat 179% dan pada periode Januari 2018 sampai dengan Oktober 2018 kunjungan wisman berjumlah 122.374 orang atau meningkat 254% dibanding tahun 2016. Dari jumlah tersebut, ada 72 ribu orang wisman berasal dari China, sisanya berasal dari Eropa, Australia, Amerika, Singapura, Jepang dan Korea. Spending money turis China 15 juta–30 juta rupiah per orang untuk makan minum, penginapan, tour Bunaken, highland Minahasa dan souvenir, dengan lama tinggal 4 hari/5malam; Spending money turis Eropa dan lainnya rata-rata sebesar 25 juta rupiah per orang dengan lama tinggal 1 minggu sampai dengan 3 minggu. Wisatawan nusantara selama tahun 2018 sebanyak 1,8 juta orang dengan spending money rata-rata sebesar 5 juta rupiah per orang. Sulawesi Utara berada di angka 66% atau tiga kali laju pertumbuhan pariwisata nasional yang hanya sebesar 22%.
- Investasi
Investasi tahun 2018 di Sulawesi Utara sebesar 6,969 triliun rupiah (September 2018) yang terbagi atas PMA (penanaman modal asing) sebesar 4,054 triliun rupiah atau 81,2% dari total investasi, dan PMDN (penanaman modal dalam negeri) sebesar 2,916 triliun rupiah atau 18,8% dari total investasi.
3. Bagaimana Proyeksi 2019 ?
pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara pada tahun 2019 diperkirakan meningkat sebesar 6,1%–6,4% dibandingkan tahun 2018, terutama didorong oleh sektor-sektor utama lapangan usaha yaitu Pertanian dan Perikanan, Pariwisata, Konstruksi, Perdagangan Besar-Eceran, Transportasi-Pergudangan dan Industri Pengolahan serta Konsumsi Rumah tangga, Investasi, Konsumsi Pemerintah dan Ekspor dari sisi Pengeluaran.
Pertanian dan Perikanan
Kinerja sektor pertanian, kehutanan dan perikanan diperkirakan membaik pada tahun 2019. Pertanian di Sulawesi Utara didominasi oleh subsektor pertanian tanaman pangan dan perkebunan. Dari subsektor perkebunan, membaiknya harga CCO (Crued Coconut Oil) Internasional pada tahun 2019 sebagaimana proyeksi World Bank yang sebesar 1,057 $/MT meningkat dibanding tahun 2018 yang sebesar 1039 $/MT turut berkontribusi pada pertumbuhan sektor pertanian.
Produksi beberapa komoditas perkebunan dan pertanian, diantaranya:
Target produksi perkebunan tahun 2019: Kelapa sebesar 273.500 ton; Cengkeh sebesar 20.225 ton cengkeh kering; dan Pala sebesar 10.165 ton biji pala kering.
Padi. Target produksi tahun 2018 sebesar 642.055 ton dan realisasi produksi tahun 2018 sebesar 715.607 ton atau naik 11,46% dari target yang ditetapkan, sedangkan tahun 2019 ditargetkan produksi padi sebesar 686.998 ton.
Jagung. Produksi tahun 2018 sebesar 1.100.302 ton dan tahun 2019 ditargetkan produksi jagung sebesar 1.269.411 ton.
Perkembangan positif sektor pertanian ikut mendorong ketahanan pangan.
Untuk tahun 2019, dalam rangka mendorong sektor pertanian dan sektor perikanan perlu melakukan revitalisasi perikanan dan kelautan yang diarahkan pada optimalisasi produksi perikanan tangkap, budidaya rumput laut, budidaya ikan air tawar/tepi laut, pengembangan potensi kebaharian dan pengembangan wilayah pesisir dan kepulauan.
Pariwisata
Sektor pariwisata di Sulawesi Utara ini diperkirakan akan semakin tumbuh pada tahun 2019, dimana target sebanyak 200.000 orang kunjungan wisman serta 2,5 juta orang wisnus pada tahun 2019 turut meningkatkan pertumbuhan di sektor perdagangan. Hal ini didorong dengan bertambahnya calender of event nasional dan internasional yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi maupun Kabupaten/Kota.
Kinerja transportasi ikut meningkat didorong oleh pertumbuhan kunjungan wisman dan wisnus di tahun 2019 serta adanya penambahan frekuensi penerbangan Sriwijaya Air ke China dan rencana pembukaan rute penerbangan Air Asia dengan rute Manado-Kuala Lumpur.
Industri Pengolahan
Kinerja sektor Industri pengolahan di tahun 2019 diperkirakan membaik dibandingkan tahun 2018, yang dipengaruhi oleh perkiraan peningkatan harga CCO dan CPO menjadi 592$/MT di 2019 berbanding 570$/MT di tahun 2018 sebagaimana proyeksi World Bank. Peningkatan daya beli masyarakat diperkirakan ikut meningkatkan permintaan produk industri pengolahan.
Konsumsi Rumah Tangga
Konsumsi rumah tangga pada 2019 diperkirakan tumbuh menguat diantaranya adanya potensi kenaikan UMP, peningkatan pelaksanaan MICE terkait Pilpres 2019, dan event-event reguler lainnya. Perkiraan adanya kenaikan harga CCO di tahun 2019 juga akan menaikkan harga kopra yang berpengaruh pada pendapatan petani. Selain itu, peningkatan kinerja sektor pariwisata juga akan semakin mendorong konsumsi masyarakat.
Investasi
Kinerja Investasi Sulawesi Utara pada tahun 2019 diperkirakan meningkat seiring dengan percepatan pembangunan infrastruktur oleh pemerintah serta perkiraan realisasi belanja modal pemerintah yang menunjukkan tren peningkatan. Selain itu, relaksasi kebijakan loan to value diperkirakan akan meningkatkan pembangunan perumahan. Realisasi Dana Desa dan rencana penyaluran Dana Kelurahan di tahun 2019 diperkirakan juga berperan meningkatkan kinerja investasi.
Konsumsi Pemerintah
Konsumsi pemerintah pada tahun 2019 diperkirakan meningkat dibanding tahun 2018, yang ditunjukkan dengan adanya tren peningkatan belanja APBD sebagaimana di tahun 2018 yang meningkat sebesar 8,54%. Berbagai event-event internasional maupun nasional yang menjadi inisiatif Pemerintah Daerah juga turut mendorong konsumsi pemerintah.
Ekspor Luar Negeri
Perkiraan naiknya harga CCO dan CPO turut mendorong kinerja ekspor di tahun 2019. Kondisi rupiah yang melemah sejak tahun 2018 diperkirakan akan lebih stabil di tahun 2019, sehingga mendorong penerimaan ekspor. Kebijakan yang mendukung ekspor seperti rencana pembukaan keran ekspor kelapa utuh diperkirakan juga turut meningkatkan kinerja ekspor.
Inflasi
Tahun 2019 inflasi Sulwesi Utara ditargetkan sebesar 4%±1 atau berada 1 poin di atas target inflasi nasional sebesar 3,0%±1.
Fluktuasi inflasi Sulawesi Utara dipengaruhi oleh kelompok pengeluaran bahan makanan, kelompok pengeluaran sandang, perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar. Penyumbang/andil inflasi terbesar Sulawesi Utara dipengaruhi oleh barito (bawang, rica, tomat), jasa keuangan dan angkutan udara. Upaya pengendalian inflasi terkait dengan 4K:
Keterjangkauan harga: lewat program stabilisasi harga disaat event-event keagamaan dan budaya yang menjadi kearifan lokal seperti pengucapan syukur (thanksgiving), Paskah, Natal, Idul Fitri, Hari Raya Ketupat, Cap Gomeh dan Tahun Baru;
Ketersedian Pasokan: memperkuat produksi dan cadangan pangan melalui inovasi program menanam volatile food seperti kegiatan Rumah Cabe, Kabupaten Cabe, Kabupaten Sayur-Sayuran.
Kelancaran distribusi: jalur trans Sulawesi bebas dari pungutan liar untuk meningkatkan perdagangan antar daerah serta meningkatkan infrastruktur perdagangan melalui rehabilitasi jalan produksi pertanian;
Komunikasi efektif: memperkuat koordinasi instansi/lembaga Pusat, Provinsi, daerah Kabupaten/Kota dalam bentuk rapat-rapat koordinasi.
Kemiskinan dan Pengangguran
Angka kemiskinan Sulawesi Utara di tahun 2019 ditargetkan 7,8% atau minimal sama dengan pencapaian pada tahun 2018 sebesar 7,8%. Program ODSK (Operasi Daerah Selesaikan Kemiskinan) di berbagai sektor sangat jitu mengurangi angka kemiskinan di Sulawesi Utara. Selain itu, kantung-kantung peta kemiskinan akan dikeroyok lintas sektoral dengan program dan kegiatan strategi seperti perbaikan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, pertanian, perumahan, perindustrian dan perdagangan, koperasi dan UMKM, tenaga kerja dan transmigrasi, serta pemberdayaan perempuan.
4. Apa Program Strategis Sulawesi Utara ?
Mempercepat Proyek Strategis Nasonal
Sektor konstruksi pada tahun 2019 diperkirakan tumbuh positif antara lain disebabkan oleh relaksasi kebijakan pinjaman pembiayaan (loan to value) yang berpotensi meningkatkan konstruksi properti residensial serta peningkatan realisasi proyek strategis nasional antara lain: Jalan Tol Manado-Bitung, Jalan Penghubung Gorontalo-Manado, Bendungan Kuwil Kawangkoan dan Bendungan Lolak.
Program Strategis Daerah
Adanya perkiraan peningkatan belanja modal pemerintah pada tahun 2019 sebagaimana tahun-tahun sebelumnya turut meningkatkan pertumbuhan sektor konstruksi seperti pembangunan Rumah Sakit Daerah yang terus dipercepat dan program ODSK di berbagai sektor. (Humas Pemprov Sulut)
Komentar