DHEAN.NEWS TIONGKOK - Menteri Pariwisata Arief Yahya mengungkapkan, Wonderful Indonesia harus terus memaksimalkan setiap kesempatan untuk merayu pasar Tiongkok. Apalagi banyak negara yang bersaing masuk ke sana. Terlebih bukan saja jumlah outbound wisatawan Tiongkok yang besar, tetapi juga jumlah spending mereka juga tidak sedikit.
Mereka menghabiskan bujet besar hingga RMB115,29 Miliar atau Rp242,109 Triliun. Data ini mengacu pada International Luxury Travel Market Asia (ILTMA). Dimana wisatawan Tiongkok paling royal berbelanja di pasar global. Kemampuan rata-rata spending mereka mencapai USD1.019 per trip atau setara Rp14,7 Juta (Kurs USD = Rp14.500). Ini tentu menjadi acuan yang bagus untuk meraup pundi-pundi devisa Indonesia. "Ini merupakan strategi yang tepat. Kemenangan itu direncanakan. Pertama, kenali dunia, kenali dirimu, maka kamu akan memenangkan peperangan. Kedua, kenali musuhmu, kenali dirimu, maka kamu akan memenangkan peperangan. Ketiga, kenali pelangganmu, kenali dirimu, maka kamu akan memenangkan peperangan. Sama seperti Sun Tzu. Saya yakin keikut sertaan kita di CITM 2018 akan berbuah manis," ujar Menteri Arief Yahya yang juga didampingi oleh Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II, Nia Niscaya, hal ini dilakukan untuk terus mendongkrak angka kunjungan wisatawan Negeri Tirai Bambu itu.
Menurut Beliau "Pasar Tiongkok ini sangat potensial dan menjadi target utama Kemenpar. Tahun 2017 outbound wisatawan Tiongkok mencapai 130 Juta namun hanya 1.6% yang ke Indonesia. Sehingga promosi gencar harus terus dilakukan untuk menjaring mereka berwisata di Indonesia".
Namun bukan itu saja. CITM juga merupakan bursa pariwisata international tahunan terbesar di China. Terlebih pameran bersifat B to B dan B to C itu selalu diadakan bergantian di 2 kota besar di Tiongkok. Kota tersebut adalah yaitu di Shanghai dan Kunming, Yunnan.
Selain itu peserta CITM pun berasal dari semua sektor travel industri. Termasuk organisasi perjalanan internasional dan domestik termasuk 31 provinsi China, daerah otonom dan Hong Kong, Macao dan Taiwan, agen perjalanan, hotel, maskapai penerbangan, dan perusahaan perjalanan terkait. Tahun 2017 CITM diikuti oleh 71 negara dengan 1.663 booths.
"Prosedur keikutsertaan dalam berpartisipasi dan pengundangan yang ketat akan menjamin kualitas pembeli, sehingga peserta pameran pasti akan merasakan manfaat besar di CITM. Komite Penyelenggara CITM juga akan mengundang banyak media," terang Nia Niscaya.
Untuk itu Kemepar pun akan tampil maksimal. Kemenpar menyewa lahan seluas 234 sqm yang akan didesain dengan sentuhan kapal phinisi yang melegenda. Konsep besarnya mencirikan keanekaragaman budaya Indonesia yang modern. "Ini kesempatan kita untuk masuk lebih dalam ke pasar wisman Tiongkok. Jadi sudah pasti kami akan tampil all out di CITM 2018," pungkas Nia Niscaya.
Paviliun Indonesia ini akan memfasilitasi 40 industri pariwisata. Dimana tim ini terdiri dari Travel Agent/Tour Operator, Perhotelan, Airlines, Dive Operator, dan 10 dinas pariwisata provinsi sebagai pendamping. "Mereka melakukan business meeting, membangun jejaring, memperkuat produk interest masing-masing daerah di pavilion ini. Selain itu juga memberikan pelayanan informasi pariwisata serta mendistribusikan bahan promosi pariwisata Indonesia," ungkap Vinsensius Jemadu, Asdep Pengembangan pemasaran Regional I (Great China).
Sajian menarik dan atraktif juga akan dilakukan Kemenpar. Beragam penampilan seni budaya Indonesia jelas akan ditampilkan di perhelatan ini. Begitu juga virtual reality dan games interaktif lainnya. Selain Kopi khas Indonesia juga akan diboyong untuk mempertegas kekuatan rasa Nusantara.
#WonderfulIndonesia
Komentar