DHEAN.NEWS VIETNAM - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengajak Negara Anggota ASEAN untuk memanfaatkan ekonomi digital untuk mengurangi kesenjangan ekonomi dan sosial di masing-masing negara. Hal itu dinyatakan sebagai langkah konkret untuk mewujudkan Digital ASEAN.
"Negara ASEAN juga menghadapi kesenjangan kesejahteraan yang tercermin dalam angka gini ratio. Seluruh negara anggota ASEAN masih menghadapi tantangan untuk mengurangi gini ratio. Kita harus mempromosikan ekonomi digital sebagai salah satu cara untuk mengurangi gini ratio," katanya dalam World Economic Forum on ASEAN Start Ups di NCC, Ha Noi, Vietnam, Selasa (11/09/2018).
Rudiantara yang juga menjabat sebagai Dewan WEF Digital ASEAN Governor menyatakan peluang ekonomi digital bisa menjadi solusi untuk meningkatkan pemerataan kesejahteraan dan mengurangi kesenjangan ekonomi.
"Indonesia telah berhasil mengurangi jadi 39 persen setelah sebelumnya selalu diatas 40 persen. Vietnam bisa sampai 37 persen," katanya.
Dalam Forum ASEAN Start-Ups bertema Ekosistem Inovasi dan Kewirausahaan yang dipandu Pendiri dan Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia Profesor Klaus Schwab itu, menteri dan pelaku bisnis Negara Anggota ASEAN membahas mengenai Revolusi Industri ke-4 dan peran generasi berikutnya untuk merintis jalan melalui perubahan kebijakan.
Panel dibuka dengan fokus pada upaya pemerintah dalam membantu dan memfasilitasi pertumbuhan start up digital. Dalam panel itu, Menteri Rudiantara menekankan kembali peran pemerintah sebagai fasilitator dan akselerator untuk mendorong perkembangan ekonomi digital.
"Kami selalu berupaya memfasilitasi bahkan melakukan akselerasi untuk mendorong kemunculan start up digital. Jika ada yang bertanya bagaimana bisa mengembangkan startup, saya jawab follow the money," katanya seraya menjelaskan peran pemerintah untuk menjadi fasilitator mempertemukan start up digital dengan venture capital sebagaimana dilakukan Indonesia melalui Next Indonesia Unicorn (NextICorn).
Selain Rudiantara, hadir panelis lain yaitu Group Executive Director Lippo Group, John Riady; Wakil Presiden Regional, Asia dan Pasifik International Finance Corporation (IFC), Nena Stoiljkovic; dan Ketua dan Chief Executive Officer Sinar Mas Agribisnis & Makanan, Franky Oesman Widjaja.
Klaus mengatakan Menteri Rudiantara terkenal dengan Menteri yang paling progresif di ASEAN. "Untuk menggerakkan ekosistem digital yang kuat di Indonesia. Saya melihat faktor kunci keberhasilan menjadi CEO adalah menjadi CKLO - Chief Keep Learning Officer," katanya.
Wujudkan Digital ASEAN
Sebelum acara, Rudiantara bertemu dengan Menteri ICT Bangladesh Zunaid Ahmed Palak. Mereka membahas tentang kerja sama ekonomi digital. Selain itu Rudiantara berbincang dengan Principle of Regional IFC VC, Pravan Malhotra. "Pravan Maholtra tertarik untuk berpartisipasi lebih banyak untuk mengembangkan Program NextICorn," kata Rudiantara.
Digital ASEAN adalah salah satu proyek unggulan World Economic Forum di Asia Tenggara. Diluncurkan pada April 2018 dengan keterlibatan penuh para menteri ekonomi digital, ICT dan perdagangan ASEAN serta pelaku bisnis regional dan global.
Inisiatif yang ditujukan untuk mendukung pengembangan ekonomi digital regional yang dinamis itu telah membentuk lima gugus tugas sebagai bagian dari inisiatif, yaitu: Kebijakan data umum Pan-ASEAN; Optimasi akses broadband berkualitas tinggi untuk ASEAN; Membangun komitmen bersama untuk melatih keterampilan digital bagi tenaga kerja ASEAN; Bekerja pada kerangka pembayaran e-pembayaran bersama ASEAN dan Memupuk kerja sama dan pengembangan kapasitas dalam cybersecurity ASEAN.
Komentar